Wisata Budaya dan Sejarah di Kota Palembang
Kota Surakarta, yang lebih dikenal sebagai Solo, merupakan salah satu pusat kebudayaan Jawa yang sangat kaya akan nilai sejarah, seni, dan tradisi. Sebagai kota kembar dari Yogyakarta, Solo memiliki keistimewaan tersendiri dengan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sebagai simbol kejayaan masa lalu yang masih berdiri megah hingga kini.
Berwisata ke Solo bukan sekadar menikmati kuliner atau belanja batik, tetapi juga perjalanan menyelami peradaban Jawa yang penuh makna. Dari bangunan bersejarah, upacara adat, hingga suasana kampung yang masih lestari, Solo menawarkan pengalaman wisata budaya dan sejarah yang mendalam dan memikat.
1. Sekilas Tentang Kota Solo
Solo terletak di Provinsi Jawa Tengah, tidak jauh dari Yogyakarta. Kota ini dikenal sebagai kota budaya karena keberhasilannya mempertahankan tradisi Jawa di tengah arus modernisasi. Julukan “The Spirit of Java” melekat kuat pada Solo karena konsistensinya dalam menjaga adat, bahasa, dan kesenian Jawa.
Kota ini juga menjadi saksi sejarah panjang kerajaan Mataram Islam, terutama setelah perpecahan kerajaan pada 1755 yang melahirkan dua entitas kerajaan: Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Kedua kerajaan ini hingga kini masih mempertahankan fungsi budaya dan spiritualnya di tengah sistem pemerintahan Republik Indonesia.
2. Menjelajahi Keraton Kasunanan Surakarta
a. Sejarah Singkat Keraton
Keraton Surakarta Hadiningrat dibangun pada tahun 1745 oleh Susuhunan Pakubuwono II sebagai pengganti Keraton Kartasura yang rusak akibat kerusuhan. Lokasinya yang strategis di tengah kota menjadikan keraton ini sebagai pusat kehidupan politik, budaya, dan spiritual masyarakat Jawa.
Meski tidak lagi memegang kekuasaan politik seperti dahulu, Keraton Kasunanan masih aktif menjalankan berbagai kegiatan adat dan spiritual, serta menjadi simbol identitas budaya masyarakat Solo.
b. Arsitektur dan Area Penting Keraton
Saat berkunjung ke Keraton Surakarta, Anda akan langsung merasakan nuansa sakral dan megah. Arsitektur bangunannya merupakan perpaduan gaya Jawa, Islam, dan sedikit pengaruh Eropa. Beberapa area yang bisa dikunjungi oleh wisatawan antara lain:
- Sasana Marakata: Aula besar yang dulunya digunakan sebagai ruang pertemuan resmi raja.
- Museum Keraton: Menyimpan berbagai koleksi pusaka kerajaan, keris, batik kuno, lukisan, dan dokumentasi sejarah keluarga kerajaan.
- Pendopo Agung: Tempat berlangsungnya acara-acara penting dan pertunjukan tari tradisional.
- Kori Kamandungan: Gerbang utama yang menjadi batas antara ruang publik dan ruang keramat keraton.
Jangan lupa mengenakan pakaian sopan dan menjaga sikap selama di area keraton, karena tempat ini masih dianggap sakral oleh masyarakat setempat.
3. Pertunjukan Budaya dan Upacara Adat
a. Wayang Orang Sriwedari
Selain keraton, Solo juga dikenal dengan pertunjukan seni tradisionalnya, salah satunya adalah Wayang Orang Sriwedari. Pementasan ini merupakan adaptasi dari kisah-kisah Mahabharata dan Ramayana dalam bentuk drama tari.
Wayang Orang ditampilkan secara rutin di Taman Sriwedari, sebuah kompleks taman dan panggung seni yang sudah ada sejak masa kolonial. Dengan kostum meriah dan iringan gamelan live, pertunjukan ini menyuguhkan pengalaman budaya Jawa yang otentik.
b. Sekaten dan Kirab Pusaka
Jika Anda datang di waktu yang tepat, Anda bisa menyaksikan berbagai upacara adat besar seperti:
- Sekaten: Perayaan kelahiran Nabi Muhammad yang dipadukan dengan budaya Jawa dan digelar oleh keraton.
- Kirab 1 Sura: Upacara pergantian tahun Jawa yang menampilkan iring-iringan kereta kencana dan prajurit keraton, termasuk pusaka-pusaka sakral.
- Grebeg Maulud: Tradisi membagikan gunungan hasil bumi kepada masyarakat sebagai bentuk syukur dan doa.
Upacara-upacara ini menjadi bukti bagaimana agama, budaya, dan kekuasaan terjalin erat dalam kehidupan masyarakat Solo.
4. Jelajah Kawasan Heritage dan Kampung Budaya
a. Kampung Batik Laweyan
Laweyan adalah salah satu kampung batik tertua di Indonesia. Di sini, Anda dapat menjelajahi lorong-lorong sempit yang dipenuhi rumah-rumah kuno bergaya arsitektur Indis-Jawa.
Selain berbelanja batik langsung dari pengrajinnya, Anda juga bisa mengikuti workshop membatik atau sekadar menyusuri kampung sambil mengenal sejarah panjang batik Solo. Laweyan juga menjadi tempat yang ideal untuk fotografi dengan nuansa tempo dulu.
b. Kampung Batik Kauman
Kauman merupakan kampung batik yang lebih religius karena dekat dengan Masjid Agung Solo. Batik dari Kauman biasanya memiliki corak klasik dan warna yang lebih kalem. Anda bisa melihat proses pewarnaan batik dengan teknik tulis yang rumit dan memakan waktu lama.
c. Pasar Triwindu
Bagi pencinta barang antik, Pasar Triwindu adalah surga tersembunyi. Terletak di kawasan Ngarsopuro, pasar ini menjual segala jenis barang lawas: dari gramofon, kamera tua, uang kuno, hingga topeng dan wayang kulit. Meskipun hanya ingin melihat-lihat, pasar ini menyimpan banyak cerita sejarah dari masa lalu Solo.
5. Kuliner Khas Solo Bernuansa Tradisional
Wisata sejarah tentu lebih lengkap dengan menyantap kuliner lokal yang juga punya cerita budaya tersendiri. Beberapa makanan khas Solo yang tidak boleh Anda lewatkan:
- Serabi Notosuman: Kue tradisional berbahan dasar tepung beras dan santan yang dibakar di atas tungku tanah liat.
- Tengkleng: Sup tulang kambing berbumbu khas yang konon berasal dari dapur keraton.
- Nasi Liwet: Nasi gurih yang disajikan dengan labu siam, telur pindang, ayam suwir, dan santan kental.
- Timlo Solo: Sup berisi telur pindang, sosis solo, dan daging ayam, yang menjadi hidangan legendaris di pagi hari.
Nikmatilah kuliner ini di warung tradisional atau rumah makan bergaya tempo dulu seperti Omah Sinten, Warung Selat Mbak Lies, atau Sate Kambing Bu Hj. Bejo.
6. Tips Wisata Sejarah di Solo
- Datang pagi hari untuk mengunjungi keraton agar tidak terlalu panas dan bisa melihat aktivitas harian keraton.
- Gunakan pemandu lokal, terutama saat di keraton atau kampung batik, untuk memahami makna budaya lebih dalam.
- Kenakan pakaian sopan, terutama di tempat-tempat sakral.
- Jangan sungkan bertanya kepada warga, karena mereka ramah dan senang berbagi cerita sejarah.
- Gunakan transportasi becak atau kereta wisata, untuk merasakan suasana kota dengan cara yang lebih tradisional.
Penutup: Solo, Jejak Budaya yang Tak Pernah Pudar
Kota Solo bukan hanya sebuah destinasi wisata, melainkan cermin kehidupan dan budaya Jawa yang sesungguhnya. Di tengah modernitas, kota ini tetap memelihara nilai-nilai luhur melalui arsitektur, seni, tradisi, hingga makanan khasnya.
Melalui Keraton Kasunanan, pasar tradisional, kampung batik, dan ritual adat yang hidup, Anda akan diajak menyelami filosofi kehidupan yang penuh makna dan keseimbangan.
Jadi, jika Anda ingin menjelajahi Indonesia bukan hanya dari sisi alamnya, tetapi juga dari sisi warisan sejarah dan budaya, maka Solo adalah kota yang wajib Anda kunjungi—tempat di mana masa lalu terus hidup dalam keheningan dan kesederhanaannya.